KEBAYA PAKEM VERSUS KEBAYA KONTEMPORER
Kemendikbudristek sebagai tuan rumah memberikan kesempatan kepada Tim Nasional Kebaya Indonesia untuk berpartisipasi mengisi acara dalam rangkaian workshop tersebut.
PERSPEKTIF
Kemendikbudristek sebagai tuan rumah memberikan kesempatan kepada Tim Nasional Kebaya Indonesia untuk berpartisipasi mengisi acara dalam rangkaian workshop tersebut.
Setelah melalui proses yang cukup “seru”, akhirnya Indonesia ikut bergabung dengan negara serumpun di Asia Tenggara, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapore dan Thailand dalam menominasikan kebaya sebagai warisan budaya tak-benda
Polemik pencatatan Kebaya ke UNESCO bersama negara-negara ASEAN dengan strategi joint nomination atau dengan strategi Single Nation Nomination masih terus bergulir di kalangan komunitas.
Meski secara umum komunitas pendukung kebaya banyak yang memilih untuk joint-nomination, adanya perbedaan pendapat dari pihak yang tetap bersikeras untuk single-nomination bukan merupakan masalah.
Indonesia lewat beberapa komunitas pencinta kebaya sedang ingin mencatatkan tradisi berkebaya kita sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.
Seperti yang kita tahu, kebaya sedang menjadi topik yang hangat dan seksi karena sedang menjalani proses untuk dicatatkan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.
Tetapi tahukah Anda bahwa “perjalanan” untuk suatu negara mendaftarkan elemen budayanya ke UNESCO perlu melalui proses yang cukup panjang?
Menurut Nisa yang lulusan Flinders University of South Australia, yang mengambil jurusan Sosiologi itu, dia berusaha merawat hubungan antar umat beragama dengan baik.
Posisi strategis Indonesia di jalur perdagangan Asia hingga Timur Tengah, sehingga besar kemungkinan bandar dagang terkemuka masa lalu menjadi pintu masuk berbagai kebudayaan yang dibawa oleh mereka termasuk budaya berpakaian