DIDIT MAULANA: PERLU SINERGI, GERAK CEPAT, DAN SEMANGAT TINGGI MENGAJUKAN KEBAYA KE UNESCO
Desainer kondang Didiet Maulana mengharapkan agar semangat untuk penetapan Hari Kebaya Nasional dan menjadikan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia ke Unesco harus dijaga dan terus dikobarkan. Untuk itu perlu gerak cepat dan kerjasama semua pihak, masyarakat, komunitas, budayawan, tokoh masyarakat, dan pemerintah.
Harapan itu dsampaikan Didiet Maulana saat berbincang santai dengan Ketua Dewan Pembina Tim Nasional Pengajuan Penetapan Hari Kebaya Nasional Menuju Unesco di rumahnya yang artistic, siang tadi Kamis 14 Juli.
Penulis buku Kisah Kebaya yang juga anggota Dewan Pakar Tim Nasional ini bersama Tuti Roosdiono sangat senang dan mengapreasisasi kegiatan yang digelar oleh berbagai komunitas dan mendapat perhatian besar media massa, merupakan bukti bahwa masyarakat Indonesia mencintai dan menjaga kebaya sebagai busana tradisi warisan leluhur.
Didiet dan Tuti siang tadi membahas berbagai hal seputar kebaya, baik sejarah, jenis kebaya dan perkembangannya, sebagai bagian dari kerja besar yang sedang dilakukan Tim Nasional. “Pengajuan ke Unesco itu membutuhkan waktu dan persiapan yang panjang, jadi kita harus menjaga semangat ini untuk terus menyala. Jangan sampai saat sudah maju ke Unesco semangatnya meredup,” ujar Didiet.
Sementara untuk pengajuan tanggal Hari Kebaya Nasional, masih terus dilakukan riset dan kajian tanggal yang tepat, mempunyai latar belakang historis yang kuat. “Saat ini sudah ada beberapa pilihan tanggal yang akan diajukan dan Tim Riset kami tengah mengkaji, mana yang lebih tepat untuk diajukan,” papar Tuti Roosdiono yang juga anggota DPR. Didiet menambahkan, ada satu moment yang sangat kuat latar belakang historis dan politisnya mengenai kebaya,” tetapi kami masih harus mencari dan melengkapi dokumen-dokumen yang ada”.
Didiet juga mengatakan, seperti halnya dahulu dimana kebaya merupakan busana sehari-hari perempuan Indonesia, sekarangpun juga tetap bisa digunakan untuk berbagai aktivita. Untuk itu kebaya yang digunakan sehari-hari mesti nyaman dan tidak membatasi gerak pemakainya. Agar nyaman, kebaya harian bisa dibuat dari katun, batik, atau kain lurik tipis.
“Pada dasarnya, kebaya mesti jadi busana yang membuat pemakainya nyaman,”. Karena itu bahan dan siluet kebaya bisa disesuaikan agar menjadi pakaian sehari-hari. Selain nyaman, kebaya juga harus bisa menunjukkan identitasnya, baik dari pilihan corak maupun warna.