KABAR BUDAYA

KOMUNITAS TOLAK WACANA PEMERINTAH AJUKAN NOMINASI BERSAMA KEBAYA JADI WARISAN BUDAYA DUNIA UNESCO

Jakarta, 14/8 (LIPUTAN6.com) Dukungan terhadap Gerakan Kebaya Goes to UNESCO terus mengalir dari berbagai komunitas. Namun belakangan ini para komunitas tersebut justru menolak pengajuan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO. Apa penyebabnya?

Bukan mereka berbalik tidak mendukung pengajuan yang sedang diupayakan oleh pemerintah Indonesia. Mereka mendesak untuk mengajukan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO dilakukan secara mandiri atau single nomination oleh Indonesia bukan bersama sama dengan negara tetangga.

Belakangan ini gaung Kebaya Goes To UNESCO memang jadi perbincangan hangat di berbagai lapisan masyarakat. Semua pihak mendukung dengan melakukan berbagai acara menggunakan kebaya.

Namun kemudian muncul wacana mengajukan kebaya bersama-sama dengan Malaysia, Singapura dan Brunei Darusalam dengan alasan, kebaya juga ada di negara tetangga tersebut. “Kebaya itu identitas dan jati diri bangsa Indonesia dan itu sesuai dengan apa yang disampaikan Bung Karno dalam Kongres Kowani tahun 1964,” ucap Sidarto dalam Parade Kebaya Nusantara di Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu, 13 Agustus 2022, dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

Ia menambahkan, Bung Karno sendiri dalam berbagai kesempatan sejak perang kemerdekaan sampai Indonesia merdeka terus menyerukan agar bangsa Indonesia bangga dan menjaga budayanya, ini termasuk penggunaan kebaya oleh perempuan Indonesia sebagai bagian identitas dan jati diri bangsa.

Pendapat senada juga disampaikan oleh Menteri PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Bintang Puspayoga. “Saya sependapat agar kita mengajukan kebaya single nomination dan kita harus berjuang untuk itu,” ujarnya di acara tersebut.Keinginan yang sama juga disampaikan anggota DPR RI Tut Roosdiono dan Ketua Timnas Pengajuan Hari Kebaya Nasional, Lana T Koentjoro.

“Kajian Tim Riset Timnas menunjukkan bahwa kebaya digunakan perempuan Indonesia sejak abad ke=19 di Jawa dan luar Jawa sampai sekarang dengan beragam model kebaya sesuai kearifan lokal di masing masing daerah. Kebaya bukan sekadar busana tapi mengandung filososi dan identitas perempuan Indonesia,” terangnya.

Bagaimana menurut Anda artikel ini?
+1
0
+1
0
+1
1
+1
1

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *