
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengajak seluruh Perempuan Indonesia saling mendukung dan menginspirasi melalui kebaya.
Pernyataan Mentri Bintang disampaikan dalam Parade Kebaya Nasional di Balaikota Semarang, Sabtu 2 Juli 2022 yang diikuti oleh para tokoh, budayawan dan ratusan orang dari usia anak, remaja, dewasa bahkan senior.
Parade Kebaya sebagai dukungan Penetapan Hari Kebaya Nasional dan Pengajuan Kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Indonesia ke Unesco. Hadir dalam kesempatan itu Ketua Tim Nasional Lana T. Koentjoro, Ketua Dewan Penasehat Timnas, Tuti Roosdiono.
“Karakter sebuah bangsa dikenal dari perempuannya. Karena itu marilah sesama perempuan saling mendukung dan menginspirasi, jika kita bicara kebaya maka tidak akan lepas dari perempuan,” ajak Bintang .
Sementara itu, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary mengatakan bahwa kebaya merupakan warisan leluhur bangsa Indonesia yang merupakan hasil dari akulturasi dengan budaya-budaya lainnya.
“Kebaya bukan hanya pakaian yang kita kenakan, namun kebaya memiliki filosofi salah satunya bentuknya melambangkan kesederhanaan, anggun dan penuh kepribadian. Potongan yang membentuk tubuh melambangkan wanita yang harus bisa menjaga diri serta jarik dan stagen melambangkan lemah lembut,” kata Septriana.
Menurutnya kebaya menjadi lambang nilai-nilai yang diharapkan dari seorang perempuan, yakni dapat beradaptasi, luwes, lemah lembut, sabar, dan mandiri menjaga diri sendiri. “Dengan penggunaan kebaya kita dapat memberikan nilai filosofi dan keberagaman daerah yang ada di Indonesia,” tegasnya. Sebagai warisan leluhur yang sarat makna akan filosofi hidup, sudah selayaknya kebaya harus dilestarikan, dan menjadi bagian hidup agar tidak tergerus oleh tren fashion.