MENGAPA WARISAN BUDAYA TAK BENDA DICATATKAN KE UNESCO?
Indonesia lewat beberapa komunitas pencinta kebaya sedang ingin mencatatkan tradisi berkebaya kita sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.
Penulis : Indiah Marsaban Pasca-Sumpah Pemuda, para pemuda berusaha menggunakan bahasa Indonesia sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonialisme. Bagaimana pemuda masa kini merawat dan menjaga budaya dan bahasa Indonesia? Bulan Oktober sudah lewat dan tahun ini sepi-sepi saja tak terdengar ada kegiatan lomba-lomba yang mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia “dengan baik dan benar”, padahal biasanya bulan Oktober…
Penulis: Soesi Sastro Setelah dua tahun diluncurkan secara virtual oleh Pustaka Obor Indonesia (21/4/2021), dilanjut bedah buku bersama KBRI Berlin (16/8/2021), baru-baru ini acara Temu Penulis dan Penerbit Buku Kebaya Melintasi Masa (24/6) digelar di Cendela Gallery, Depok, Jawa Barat. Ketua Yayasan Obor Indonesia Kartini Nurdin dan Direktur PT Pustaka Obor Indonesia Dian Andiani selaku…
0leh: Indiah Marsaban Ketika mendapat tawaran dari teman-teman Komunitas Perempuan Berkebaya untuk ikut Uji Coba Publik naik Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) pada hari Jumat, tanggal 29 September 2023, tentu saya tidak menyia-nyiakan kesempatan yang langka ini. Dengar cerita dari beberapa teman lain yang sudah mencoba mendaftar untuk ikut Uji Coba Publik KCIC, mereka tidak…
Penulis : Indiah Marsaban, Tim Nasional Kebaya Indonesia, Pegiat Kebaya KONSEP ACARA Dalam agenda Workshop persiapan pengisian dossier nominasi bersama kebaya ke UNESCO, yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek, selain ada kegiatan presentasi dan diskusi antar-negara peserta pada pagi hingga siang hari tanggal 7 Februari, Kemendikbudristek sebagai tuan rumah memberikan kesempatan kepada Tim Nasional Kebaya Indonesia untuk…
Indonesia lewat beberapa komunitas pencinta kebaya sedang ingin mencatatkan tradisi berkebaya kita sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.
Seperti yang kita tahu, kebaya sedang menjadi topik yang hangat dan seksi karena sedang menjalani proses untuk dicatatkan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.
Bertajuk Sejuta Kebaya Untuk Unesco sebagai bukti cinta budaya Indonesia, parade diikuti oleh berbagai komunitas tidak hanya yang berdomisili di Bandung tetapi juga dari Jawa Barat dan Jakarta Minggu 13 November.
Semangat dan antusiasme mendaftarkan kebaya ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia dari Indonesia mendapat sambutan hangat di seluruh penjuru tanah air bahkan di luar negeri.
Tetapi tahukah Anda bahwa “perjalanan” untuk suatu negara mendaftarkan elemen budayanya ke UNESCO perlu melalui proses yang cukup panjang?
Menurut Nisa yang lulusan Flinders University of South Australia, yang mengambil jurusan Sosiologi itu, dia berusaha merawat hubungan antar umat beragama dengan baik.
Sebelum kegiatan ini sampai di telingaku, lebih dulu disimak tentang keterampilan perempuan yang bernama lengkap, Nisa Alwis (48) dalam meracik minuman sehat.
Parade kebaya nusantara di Sumatera Utara
Sebanyak 700 orang yang terdiri dari perwakilan PKK se-Kabupaten Tabanan, perwakilan sekolah, kampus, komunitas dan masyarakat umum mengikuti Parade Kebaya Nusantara di Puri Agung Tabanan Bali.
Menggunakan kebaya dalam berbagai kesempatan bukan saja sebagai bagian dari melestarikan pakaian dan budaya tradisional Indonesia, tetapi juga bernilai ekonomi tinggi.
Recent Comments