MENGAPA WARISAN BUDAYA TAK BENDA DICATATKAN KE UNESCO?
Indonesia lewat beberapa komunitas pencinta kebaya sedang ingin mencatatkan tradisi berkebaya kita sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.
Indonesia lewat beberapa komunitas pencinta kebaya sedang ingin mencatatkan tradisi berkebaya kita sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.
Bertajuk Sejuta Kebaya Untuk Unesco sebagai bukti cinta budaya Indonesia, parade diikuti oleh berbagai komunitas tidak hanya yang berdomisili di Bandung tetapi juga dari Jawa Barat dan Jakarta Minggu 13 November.
Tetapi tahukah Anda bahwa “perjalanan” untuk suatu negara mendaftarkan elemen budayanya ke UNESCO perlu melalui proses yang cukup panjang?
Sebanyak 700 orang yang terdiri dari perwakilan PKK se-Kabupaten Tabanan, perwakilan sekolah, kampus, komunitas dan masyarakat umum mengikuti Parade Kebaya Nusantara di Puri Agung Tabanan Bali.
Acara digelar sebagai bagian kampanye mendorong kebaya sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO.
pameran ini merupakan satu langkah yang mendekatkan cita-cita agar kebaya disejajarkan bersama ikon lain Indonesia seperti gamelan, wayang hingga batik yang sudah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
Berbagai sudut kota yang mengular dari Lapangan Benteng, dipenuhi orang yang menggunakan kebaya aneka rupa dipadu berbagai wastra nusantara dan ulos tentunya. Bahkan banyak kebaya yang terbuat dari ulos.
Bukan karena tidak mendukung upaya tersebut, tetapi belakangan ini muncul gagasan pengajuan Kebaya Goes to Unesco bersama-sama dengan Malaysia, Singapura dan Brunei Darusalam.