NGOBROL BARENG NISA ALWIS
Menurut Nisa yang lulusan Flinders University of South Australia, yang mengambil jurusan Sosiologi itu, dia berusaha merawat hubungan antar umat beragama dengan baik.
Menurut Nisa yang lulusan Flinders University of South Australia, yang mengambil jurusan Sosiologi itu, dia berusaha merawat hubungan antar umat beragama dengan baik.
Sebelum kegiatan ini sampai di telingaku, lebih dulu disimak tentang keterampilan perempuan yang bernama lengkap, Nisa Alwis (48) dalam meracik minuman sehat.
Menggunakan kebaya dalam berbagai kesempatan bukan saja sebagai bagian dari melestarikan pakaian dan budaya tradisional Indonesia, tetapi juga bernilai ekonomi tinggi.
Menyusuri perjalanan “sang kebaja” hingga ke “kebaya jaman now”, mulai dari tahun 1900an hingga yang mutakhir tahun 2022, kita seperti melintasi masa perjalanan kebaya.
Acara digelar sebagai bagian kampanye mendorong kebaya sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO.
pameran ini merupakan satu langkah yang mendekatkan cita-cita agar kebaya disejajarkan bersama ikon lain Indonesia seperti gamelan, wayang hingga batik yang sudah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
Berbagai sudut kota yang mengular dari Lapangan Benteng, dipenuhi orang yang menggunakan kebaya aneka rupa dipadu berbagai wastra nusantara dan ulos tentunya. Bahkan banyak kebaya yang terbuat dari ulos.
“Kebaya itu harga mati milik Indonesia karena itu kita mengambil sikap tegas mendaftarkan kebaya ke Unesco secara single nomination,” ujar Ketua Komisi X Agustina Wilujeng Pramestuti saat memimpin rapat.
Bukan karena tidak mendukung upaya tersebut, tetapi belakangan ini muncul gagasan pengajuan Kebaya Goes to Unesco bersama-sama dengan Malaysia, Singapura dan Brunei Darusalam.